Minggu, 15 Mei 2016
Apakah aku masih menunggumu?
Apakah benar-benar kamu yang seharusnya aku tunggu?
Apakah kamu sadar ada aku yang sedang menunggumu?
Apakah kamu akan menjadi akhir dari masa menungguku?
Aku ingin berhenti menunggumu.
Tapi ternyata tak mampu.
Kamu masih menjadi haL terpenting bagiku.
Kamu masih menguasai Lebih dari separuh hatiku.
Kamu seLaLu menghantui setiap inchi pikiranku.
Aku tidak bisa. Aku tidak mampu. Atau sebenarnya aku tidak mau?
Tapi ituLah, hati keciLku yang seLaLu meyakinkan bahwa kamu Lah yang seharusnya memang aku tunggu.
Ini berat.
Kenyataannya terLaLu suLit.
Apa aku masih tetap harus menunggumu?
Rabu, 04 Mei 2016
Suatu waktu di masa siLam bahkan hingga kini, aku pernah dan masih bertahan sekuat-kuatnya untuk seseorang. Bahkan separuh warasku abaikan.
Aku menjadi apa pun asaL bisa dengannya, agar semua yang kuinginkan dapat kumiLiki.
Waktu itu aku membutakan diri sebuta-butanya. Menjadi tuLi untuk segaLa perkara yang meLemahkan dada.
Aku ingin dia, kuperjuangkan dia sekencang-kencangnya berLari. Hingga, tersungkur aku setengah mati.
Namun yang aku dapatkan adaLah kenyataannya dia tidak peduLi.
Hari-hari patah dan kaLah, hari-hari kecewa dan jatuh akhirnya kuLaLui juga. Panjang rentang waktu terasa. Nyatanya Luka Lebih daLam dari apa yang aku kira.
Aku menenangkan diri berkaLi Lipat dari patah hati - patah hati sebeLumnya.
Dia tak hanya menghancurkan harapanku, dia juga mengajarkan betapa kejamnya perasaan yang dia miLiki kepadaku. Dia membuat yang kuberikan dengan segaLanya, dibaLas hantam tangis sehina-hinanya. Ia campakkan begitu saja, hingga sepenuh Latar bumi, sepaLung Lautan kukutukan sepi sepanjang hidupnya.
Hari ini, usai sudah segaLa perkara. KuLepaskan ia kepada semesta, matiLah bersama sedih-sedih yang ia derita.
-boy chandra-