Kamis, 19 April 2012

a thousand year

You had me at HeLLo. I don't know much but I know I Love you. ALL of my doubts suddenLy goes away somehow. I'LL give you my best. Promise. So, wiLL you be my future????

Rabu, 18 April 2012

Kita, adaLah Cinta

Siapakah kita? Siapakah aku? Kenapa kita dilahirkan ke dunia ini? Kenapa kita besar dan sekolah? Buat apakah semua ini? Dan, bagaimanakah akhirnya?

Semua pertanyaan ini mungkin tidak akan mendapat jawabannya hingga kita menutup mata. Namun selama aku hidup, inilah yang aku percaya …

Bahwa aku ada karena cinta. Bahwa aku hidup untuk cinta. Dan suatu hari aku akan berpulang kembali ke cinta.

Cinta bukan berarti selalu tertawa. Bukan berarti selalu bersedih. CInta bukan berarti selalu mengetahui. Tapi, cinta berarti selalu memahami.

Siapakah kita? Siapakah aku? Pada akhirnya, aku hanya bisa menjawab. Bahwa jati diri kita hanyalah satu, yaitu cinta. Karena, kalau bukan karena cinta, keberadaan kita di dunia pastilah kehilangan makna.


#Putih Abu-abu

PuLang

Aku selalu percaya, tujuan kita hidup di dunia tak sekedar bernapas, makan, bersekolah, mengerjakan pe er, dan hal semacamnya.

Aku percaya, hidup adalah perjalanan untuk mencari jati diri. Kita hidup untuk menemukan siapa kita sebenarnya. Ada yang menemukan jati dirinya dengan mudah, ada yang menemukan jati dirinya dengan serangkaian kejadian dan peristiwa pahit.

Aku berkaca pada hidup yang terkadang lucu. Pada orang yang aku kagumi. Pada orang-orang yang aku sayang. Kita, manusia, sedang berpetualang mencari jati diri. Mencari jalan untuk menembus waktu dan menyatukan keping-keping masa lalu.

Hidup adalah perjalanan mencari jati diri. Lebih dari itu, hidup adalah perjalanan untuk mencari jalan pulang. Ke sebuah rumah yang hangat. Yang di dalamnya berisi tawa dan peluk hangat dari orang-orang yang kita sayang.

Sebuah rumah yang membuat kita tak ingin pergi lagi, karena kehadiran mereka membuat kita menjadi manusia yang lebih baik, manusia yang lebih hidup, manusia yang penuh cinta.

Semoga kamu cepat sadar, bahwa sebenarnya kamu sudah menemukan jalan pulang, namun kamu memutuskan untuk kembali mencari. Kami adalah keluargamu, kami adalah rumahmu. Sejak kamu dipeluk ibu, sejak kamu ditimang ayah, sebenarnya, kamu telah…. Pulang.


#Putih Abu-abu

Kamu Lagi

Pertemuan pertama kita terekam jelas di otakku. Aku sering memainkan adegan itu dalam gerak lambat. Mengingat, mereka, dan merasakan setiap helai gerakanmu. Ingatkah kamu, waktu itu aku hampir celaka? Kamu ada di sana. Aku ada di sana. Terluka.

Kini, aku hanya ingin menghentikan waktu, dan mempigurakan senyummu yang selalu mampu membuatku tenang. Walau dalam badai, meski dalam tangis, dan senja merah yang manis.

Mungkin kita adalah dua sisi koin yang ditakdirkan berpasangan. Mungkin di saat seperti ini, kita baru paham seperti apa bentuk rindu yang menelusup pelan. Kala diam. Kala hening. Kala malam.

Jika rasa ini memang nyata, maka ajari aku, tetap melaju tapi tak terjebak waktu. Tetap berpusar tanpa harus terlempar. Tetap mengalir tanpa harus berpikir

Kamu. Ketika rumus fisika majal, matematika menemui ajal, kimia tak lagi berguna, dan biologi hanya kata tanpa arti. Kamu, ketika cinta menjelma menjadi satu definisi. Pasti.


#Putih Abu-abu

Pernah

Aku mengerahkan rasa yang kupunya pada ujung jemari. Membuatnya menari bersama hujan yang menyapa Bumi.

Kamu membenci hujan. Becek, lembab, basah dan membuatmu merana. Namun kita sama-sama mencintai pelangi setelah hujan reda.

Hujan, tak selalu menghantarkan rindu. Terkadang dia mengirimkan tetesan yang memukul dinding masa lalu.

Aku pernah bertanya: bisakah hujan melarutkan rasa gundah? Sayang, hujan terlalu malas untuk berbalas sapa.

Aku pernah mencintai hujan yang membantuku menyamarkan air mata. Aku membenci kepalsuan tapi harus tersenyum walau duka meraja.

Bagiku, romantis bukan ketika menatap hujan yang merintik dalam gerak lambat. Tapi merekam setiap senyum yang pernah kamu buat.

Aku pernah merasakan hangatmu memeluk sela jemari. Memandang keluar jendela, menghitung sisa tetes hujan tadi.

Kamu, jarang merangkai aksara indah. Tapi kamu selalu berhasil mengusir airmata dan menghadirkan tawa.

Namun, semua yang kini aku genggam hanyalah satu kata: pernah. Bisa kah kamu kembali menjadi kamu? Akankah kamu dan aku melebur menjadi kita?

…….. karena aku tak pernah suka pada kata pernah.

………………………………………………………tak pernah.


#Putih Abu-abu

Kamu

Kadang, aku merasa kamu adalah keindahan yang tak terjamah.

Namun, semakin lama kita bersama, aku sadar, keindahan yang sesungguhnya tak perlu mewah.

Sering, hanya dengan menatap senyummu, aku sudah merasa bahagia.

Aku menyukai semua yang kita punya saat ini.

Kehampaan yang dulu pernah singgah, perlahan-lahan pergi, sejak kamu di sini.

Kamu tau kenapa kamu istimewa? Karena kamu adalah jawaban dari istilah ‘bahagia itu sederhana…

Ah, cinta memang sederhana. Manusia yang menjadikannya penuh ukiran rumit, dan berbelit-belit. :’)


#Putih Abu-abu