Kami sulit menahan pandangan mata
ketika melihat kalian,
apalagi jika kalian diamanahkan ALLAH
kecantikan dan postur yang ideal, kami
semakin susah untuk menolak agar tidak
melihat kalian, karena itu lebarkanlah
pakaian kalian, dan tutupilah rambut
hingga ke dada kalian dengan
kerudung yang membentang.
Kami juga sulit menahan pendengaran
kami ketika berbicara dengan kalian,
apalagi jika kalian diamanahkan
oleh ALLAH suara yang merdu dengan irama
yang mendayu, karena itu tegaskanlah
suara kalian, dan berbicaralah
seperlunya.
Kami juga sulit menahan
bayangan-bayangan hati kalian, ketika
kalian dapat menjadi
tempat mencurahkan isi hati kami, waktu
luang kami akan sering terisi oleh
bayangan-bayangan kalian, karena itu
janganlah kalian membiarkan kami menjadi
curahan hati bagi kalian.
Kami tahu kami paling lemah bila harus berhadapan dengan kalian,
Kekerasan hati kami dengan mudah bisa luluh hanya dengan senyum kalian,
Hati kami akan bergetar ketika mendengar kalian menangis,
Sungguh ALLAH telah memberikan amanah terindah kepada kalian, maka jagalah jangan sampai ALLAH murka dan memberikan keputusan.
Maha Besar ALLAH yang tahu akan kelemahan hati kami, hanya dengan ikatan yang suci dan yang diridhoi-Nya kalian akan halal bagi kami.
"Lalu apa yang telah aku lakukan selama
ini...
Ya Rabb...tolong ampuni aku...untuk
setiap pandangan yang tak terjaga,
lisan yang merayu dan hati yang tak
terhijab...
Ya Rabb...Engkau mengawasi kami tiap detik, karena kasih sayangMu kepada kami
engkau perintahkan malaikat silih berganti menemani kami siang dan malam.
Rabu, 29 September 2010
Sabtu, 25 September 2010
hujan
Hujan....suka betul aku hadirmu...
Suka juga akan congkakmu, yang tak biarkan mentari meninggi bumi...
Membasah, dimana-mana...
Mewangi aroma tanah...
Meliarkan angan jiwa menembus masa...
...Dingin kini, sama dingin kala itu...
Mengelinjang tak berirama...
Merasuk ruang bahagia....
Ah, hujan....
Seringlah sapa aku,
Agar kubisa titipkan rasa ini.....
Padanya....
(duduk ditepi jendeLa kamar menatap tetesan air hujan yang jatuh membasahi bumi..)
Suka juga akan congkakmu, yang tak biarkan mentari meninggi bumi...
Membasah, dimana-mana...
Mewangi aroma tanah...
Meliarkan angan jiwa menembus masa...
...Dingin kini, sama dingin kala itu...
Mengelinjang tak berirama...
Merasuk ruang bahagia....
Ah, hujan....
Seringlah sapa aku,
Agar kubisa titipkan rasa ini.....
Padanya....
Jumat, 24 September 2010
Rasa ini teLah sampai diujung LeLahku
Ingin rasanya bebas..,
ingin rasanya terbang, meLayang tanpa beban
tak ingin memikirkan apapun, siapapun
Lepas oLeh semua penat
tak ingin terbebani
terLebih tak ingin membebani
Rasaku hampir mati
mati karna keadaan
tapi aq cukup puas
& yakin akan ada kebahagiaan
yang dibawa'nya' u/ku
segaLa keLuh & LeLah terganti oLeh senyum :-)
*jadi pingin ke pantai, berdiri sendiri, menatap Laut dan teriak sekenceng2nya*
apa hubungannya ya antara terbang & pantai?????
ingin rasanya terbang, meLayang tanpa beban
tak ingin memikirkan apapun, siapapun
Lepas oLeh semua penat
tak ingin terbebani
terLebih tak ingin membebani
Rasaku hampir mati
mati karna keadaan
tapi aq cukup puas
& yakin akan ada kebahagiaan
yang dibawa'nya' u/ku
segaLa keLuh & LeLah terganti oLeh senyum :-)
*jadi pingin ke pantai, berdiri sendiri, menatap Laut dan teriak sekenceng2nya*
apa hubungannya ya antara terbang & pantai?????
..!!!..
"dalam diriku mengalir sungai panjang,
darah namanya;
dalam diriku menggenang telaga darah,
sukma namanya;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya;
dan karena hidup itu indah,
aku menangis sepuas-puasnya"
— Sapardi Djoko Damono
darah namanya;
dalam diriku menggenang telaga darah,
sukma namanya;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya;
dan karena hidup itu indah,
aku menangis sepuas-puasnya"
— Sapardi Djoko Damono
The day wiLL come
"The day will come
When my body no longer exists
But in the lines of this poem
I will never let you be alone
The day will come
When my voice is no longer heard
But within the words of this poem
I will continue to watch over you
The day will come
When my dreams are no longer known
But in the spaces found in the letters of this poem
I will never tired of looking for you"
— Sapardi Djoko Damono
When my body no longer exists
But in the lines of this poem
I will never let you be alone
The day will come
When my voice is no longer heard
But within the words of this poem
I will continue to watch over you
The day will come
When my dreams are no longer known
But in the spaces found in the letters of this poem
I will never tired of looking for you"
— Sapardi Djoko Damono
Kamis, 16 September 2010
Senin, 13 September 2010
Hidup
Banyak haL terjadi daLam hidupku, entah itu suka maupun duka. Banyak puLa yang datang & pergi di kehidupanku. Banyak yang ALLah beri kemudian Ia ambiL kembaLi. Sering kaLi aq terjatuh, & untuk berusaha bangkit membutuhkan usaha yang tidak mudah. KeLuhan pun sering terucap tanpa mengerti betapa pentingnya arti syukur daLam hidup. ALLah.., maafkan aq.
Perasaan pun tak mudah untuk dikendaLikan, suLit untuk dijaga, & sukarnya mempertahankan hati untuk seLaLu berprasangka baik. Tapi, ituLah manusia.
Aq seLaLu yakin, habis geLap terbitLah terang. ALLah tak akan membiarkan hambanya seLaLu daLam keterpurukan. Begitu banyak haL daLam hidup yang perLu dibenahi.
Kita tak akan pernah tau apa yang akan terjadi pada kita hari ini, esok, & nanti. Aq bukan siapa-siapa. Aq butuh orang Lain daLam hidupku. Aq butuh ALLah dihatiku..
Perasaan pun tak mudah untuk dikendaLikan, suLit untuk dijaga, & sukarnya mempertahankan hati untuk seLaLu berprasangka baik. Tapi, ituLah manusia.
Aq seLaLu yakin, habis geLap terbitLah terang. ALLah tak akan membiarkan hambanya seLaLu daLam keterpurukan. Begitu banyak haL daLam hidup yang perLu dibenahi.
Kita tak akan pernah tau apa yang akan terjadi pada kita hari ini, esok, & nanti. Aq bukan siapa-siapa. Aq butuh orang Lain daLam hidupku. Aq butuh ALLah dihatiku..
Selasa, 07 September 2010
hidup atau mayat Hidup ???
Hidup atau mayat Hidup = hidup tapi tidak sadar akan hidup
Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani hidup ini dalam keadaan ''''tertidur.'''' Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan ''''tertidur.'''' Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Anda tahu di mana menyimpan uang. Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu, tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda.
Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui. Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya. Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatinya. Anda tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi Anda tidak dapat menahan godaan. Itulah contoh tahu tapi tidak sadar!
Ada hal- hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Musibah sebenarnya adalah ''''rahmat terselubung'''' karena dapat membuat kita bangun dan sadar. Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit. Anda baru sadar pentingnya olahraga kalau kadar kolesterol Anda mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Anda baru sadar nikmatnya bekerja kalau Anda di-PHK. Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis.
Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal. Bayangkan kalau Anda sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, ''''Silakan Anda pulang, pertunjukan sudah selesai!'''' Anda protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali. Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, ''''Pertunjukan sudah selesai, listriknya tidak akan pernah hidup kembali.''''
Itulah analogi sederhana dari kematian. Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati.
Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi.
Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, ''''Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.''''
Manusia bukanlah ''''makhluk bumi'''' melainkan ''''makhluk langit.'''' Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ''''rumah'''' untuk mencari ''''rumah'''' yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.
`Coba Anda resapi paragraf diatas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau Anda menyadari hal ini, Anda tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila Anda sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup!
Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi.
Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar?
Jawabnya: ya! Tapi kalau Anda merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah: Belajarlah MENDENGARKAN. Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain.
Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma Anda. Sayang, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur danbelum sepenuhnya bangun.
semoga bermanfaat sahabat..
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani hidup ini dalam keadaan ''''tertidur.'''' Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan ''''tertidur.'''' Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Anda tahu di mana menyimpan uang. Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu, tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda.
Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui. Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya. Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatinya. Anda tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi Anda tidak dapat menahan godaan. Itulah contoh tahu tapi tidak sadar!
Ada hal- hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Musibah sebenarnya adalah ''''rahmat terselubung'''' karena dapat membuat kita bangun dan sadar. Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit. Anda baru sadar pentingnya olahraga kalau kadar kolesterol Anda mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Anda baru sadar nikmatnya bekerja kalau Anda di-PHK. Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis.
Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal. Bayangkan kalau Anda sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, ''''Silakan Anda pulang, pertunjukan sudah selesai!'''' Anda protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali. Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, ''''Pertunjukan sudah selesai, listriknya tidak akan pernah hidup kembali.''''
Itulah analogi sederhana dari kematian. Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati.
Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi.
Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, ''''Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.''''
Manusia bukanlah ''''makhluk bumi'''' melainkan ''''makhluk langit.'''' Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ''''rumah'''' untuk mencari ''''rumah'''' yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.
`Coba Anda resapi paragraf diatas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau Anda menyadari hal ini, Anda tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila Anda sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup!
Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi.
Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar?
Jawabnya: ya! Tapi kalau Anda merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah: Belajarlah MENDENGARKAN. Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain.
Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma Anda. Sayang, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur danbelum sepenuhnya bangun.
semoga bermanfaat sahabat..
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
poppy jangkung itu istilahnya
syndrom “poppy jangkung”(poppy syndrome) ini merupakan istilah yang digunakan di australasia, atau kita lebih mengenalnya dengan istilah penyakit hati....biasanya mereka memiliki sifat Pendengki, suka memfitnah atau mengkritik orang lain secara berlebihan karena menginginkan suatu posisi ekonomi,sosial, atau politis yang lebih tinggi.
Orang-orang yang terkena syndrom “poppy jangkung” berarti jiwa mereka sakit. Biasanya mereka suka mengadu domba, memperbesar masalah yang kecil, pengkubuan dan mencari pendukung, muncul ekspresi pribadi dan hilangnya ekspresi sosial, meremehkan orang lain, menentang pendapat orang lain tanpa landasan yang obyektif, diam-diam bahagia dengan kegagalan orang lain , dan merasa sakit dari dalam jiwa ketika menyanjung orang-orang yang unggul. Anehnya mereka tidak menyadari secara langsung perbuatan mereka. di mata mereka , segala tindakan mereka itu didasari sebagai alat untuk menyelamatkan diri.
Jiwa seperti itu merupakan jiwa yang berusaha mengaburkan bentuk seseorang yang berada di hadapannya. Mereka tidak akan pernah mengira akan adanya niatan tulus dalam orang lain, itupun kalo mereka menemukan itu mereka akan menganggap itu sebagai kesempatan untuk memanfaatkan kelemahan orang lain. Orang-orang yang memiliki penyakit itu tidak dapat mengargai bahaya dari tindakan mereka,bahkan tindakan-tindakan mereka bisa berakibat fatal bagi diri mereka sendiri.
Kenapa orang-orang itu bisa sukses ? padahal mereka merugikan orang lain, mereka sukses di dunia orang-orang yang merugi..tentunya kita sudah tahu arti dari kesuksesan itu :)
"kalo kita berani menaburkan kebaikan maka insya Allah kita akan menuai kebaikan,begitupun sebaliknya jika kita berani menaburkan kejahatan makan insya Allah kita akan menuai keburukan pula..."
"jagalah hati janganlah kau kotori"
semoga bermanfaat sahabat
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Orang-orang yang terkena syndrom “poppy jangkung” berarti jiwa mereka sakit. Biasanya mereka suka mengadu domba, memperbesar masalah yang kecil, pengkubuan dan mencari pendukung, muncul ekspresi pribadi dan hilangnya ekspresi sosial, meremehkan orang lain, menentang pendapat orang lain tanpa landasan yang obyektif, diam-diam bahagia dengan kegagalan orang lain , dan merasa sakit dari dalam jiwa ketika menyanjung orang-orang yang unggul. Anehnya mereka tidak menyadari secara langsung perbuatan mereka. di mata mereka , segala tindakan mereka itu didasari sebagai alat untuk menyelamatkan diri.
Jiwa seperti itu merupakan jiwa yang berusaha mengaburkan bentuk seseorang yang berada di hadapannya. Mereka tidak akan pernah mengira akan adanya niatan tulus dalam orang lain, itupun kalo mereka menemukan itu mereka akan menganggap itu sebagai kesempatan untuk memanfaatkan kelemahan orang lain. Orang-orang yang memiliki penyakit itu tidak dapat mengargai bahaya dari tindakan mereka,bahkan tindakan-tindakan mereka bisa berakibat fatal bagi diri mereka sendiri.
Kenapa orang-orang itu bisa sukses ? padahal mereka merugikan orang lain, mereka sukses di dunia orang-orang yang merugi..tentunya kita sudah tahu arti dari kesuksesan itu :)
"kalo kita berani menaburkan kebaikan maka insya Allah kita akan menuai kebaikan,begitupun sebaliknya jika kita berani menaburkan kejahatan makan insya Allah kita akan menuai keburukan pula..."
"jagalah hati janganlah kau kotori"
semoga bermanfaat sahabat
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
menantu vs mertua
Kisah ini bercerita tentang dua kebudayaan yang bersatu di negeri cina, ada seorang wanita yang bernama Pear , ia merupakan istri dari wang, seorang pria yang hidup mapan, dan mempunyai seorang ibu. pear, merupakan seorang istri yang baik walaupun dia berasal dari negeri yang berbeda dengan suaminya. Setelah menikah pear ikut dengan suaminya Wang dan hidup di negeri Cina, Namun ia merasakan bahwa mertuanya, ibu dari suaminya Wang, sangat tidak menyukainya. Ia merasakan bahwa apapun yang ia lakukan salah di hadapan mertuanya. Pear merasa bahwa mertuanya ini sangat tidak menyenangkan. Ia merasakan bahwa ia tidak dapat cocok dengan ibu mertuanya. Kepribadian mereka berbeda. Pear merasa dikritik terus oleh mertuanya ini. Waktu berjalan, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, Pear merasa sudah tidak nyaman lagi dengan mertuanya ini.
Walau tidak terjadi pertengkaran mulut, namun suasana saling diam itu berlangsung antara Pear dan mertuanya. Suasana ini juga membuat Wang menjadi serba salah dan tidak tenang.
Akhirnya Pear merasa tidak tahan lagi dengan sikap mertuanya, dan memutuskan untuk mengambil tindakan , Pear akhirnya memutuskan menemui Mr. Alex, sahabat baik ayahnya, yang punya usaha pengobatan di cina. Ia berkeluh kesah, menceritakan segala keburukan sikap mertuanya yang dirasakannya, dan berharap agar Mr.Alex mau memberikannya sebuah racun untuk mertuanya ini agar semua keributan dan ketegangan dapat hilang.
Mr.Alex diam sejenak mendengarkan semua ucapan Pear, kemudian dia berkata,”Oke, saya akan membantu kamu. Saya akan memberikan sebuah racun yang ampuh buat mertuamu. Racun yang membunuh perlahan-lahan, jadi tidak mendadak, agar tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang. Racun ini akan bekerja setahun, jadi kalau mulai dipakai, setahun kemudian orang yang memakan racun ini akan mati. Nah, kamu harus melakukan apa yang saya sarankan, kamu bersedia?”
“Ya,..saya bersedia Mr.Alex. Saya akan melakukan apapun agar ketegangan yang ada selama ini bisa hilang,”jawab Pear”.
“Oke. Kamu masakkan makanan yang enak-enak buat mertuamu itu, dan campurkan racun ini di setiap hari masakan kamu, jadi racun ini bekerja sedikit demi sedikit. Nah, untuk tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang pada waktu ia meninggal, kamu harus bersikap baik dan bertindak ramah terhadap mertuamu itu. Janganlah berdebat dengannya, taati kata-katanya, perlakukan dia seperti kamu memperlakukan ayah ibumu dulu,”jelas Mr.Alex pada Pear.
“oke. saya akan lakukan apa yang Mr.Alex sarankan,”jawabPear sambil menerima racun itu. Lantas ia pun pulang ke rumah dengan berseri-seri.
Ia pun melakukan apa yang diperintahkan Mr.Alex. Ia setiap harinya memasakkan makanan-makanan enak buat mertuanya, dan bersikap baik dan ramah pada mertuanya. Ia pun menghindari perdebatan dengan mertuanya. Ia belajar mengendalikan emosinya, menghormati mertuanya, agar orang-orang tidak curiga padanya nanti.
Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu, bulan demi bulan berlalu. Pear bersikap baik pada ibu mertuanya, melayani dengan baik, memasakkan makanan yang enak setiap harinya, dan tidak berdebat lagi. Ia sudah belajar mengendalikan emosinya, memperlakukan ibu mertuanya seperti ibunya sendiri.
Sepuluh bulan berlalu. Rumah yang biasanya penuh ketegangan dan keributan, menjadi damai dan tenang. Tidak pernah lagi terdengar cekcok antara pear dan mertuanya. Sekalipun ada perbedaan pendapat, Pear tidak lagi berdebat dengan mertuanya, yang sekarang kelihatan jauh lebih ramah, baik, enak diajak ngobrol dan mudah ditemani. Semuanya berubah.
Sikap ibu mertua berubah jauh dirasakan Pear. Mertuanya dirasakan sangat baik dan mempunyai kepribadian yang ternyata menyenangkan, sama seperti ibunya Pear. Mertuanya pun terus bercerita pada teman-temannya bahwa Pear adalah menantu yang baik. Hubungan mereka berjalan seperti layaknya seorang ibu dan anak.
Memasuki bulan ke-11, Pear merasa gelisah. Ia merasa berdosa besar telah memberikan racun pada mertuanya yang ternyata berhati baik dan mempunyai kepribadian menyenangkan pada dirinya. Ia bergegas menemui Mr.Alex untuk minta pertolongan.
“Mr.Alex…tolonglah saya. Saya merasa berdosa sekali terhadap ibu mertua saya. Saya telah memberikan racun yang dulu saya minta, selama 11 bulan berjalan ini. Ibu mertua saya ini baik sekali dan menghargai semua pendapat-pendapatku. Saya mohon agar Mr.Alex dapat memberikan penawar buat racun yang sudah saya berikan ini.. Saya mohon… Saya tidak ingin ibu mertua saya meninggal… Saya mohon..tolong berikan penawarnya…” Pinta Pear pada Mr.Alex.
Mr.Alex hanya tersenyum, “Pear, kamu tidak usah khawatir. Saya tidak pernah memberimu racun agar kamu berikan pada ibu mertuamu. Yang saya berikan dulu dan kamu campurkan ke dalam masakanmu itu adalah vitamin. Satu-satunya racun yang pernah ada adalah di dalam pikiran dan sikapmu terhadapnya. Tapi semuanya sekarang sudah lenyap berkat kasih sayang yang engkau berikan pada ibu mertuamu..
“Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda”
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Walau tidak terjadi pertengkaran mulut, namun suasana saling diam itu berlangsung antara Pear dan mertuanya. Suasana ini juga membuat Wang menjadi serba salah dan tidak tenang.
Akhirnya Pear merasa tidak tahan lagi dengan sikap mertuanya, dan memutuskan untuk mengambil tindakan , Pear akhirnya memutuskan menemui Mr. Alex, sahabat baik ayahnya, yang punya usaha pengobatan di cina. Ia berkeluh kesah, menceritakan segala keburukan sikap mertuanya yang dirasakannya, dan berharap agar Mr.Alex mau memberikannya sebuah racun untuk mertuanya ini agar semua keributan dan ketegangan dapat hilang.
Mr.Alex diam sejenak mendengarkan semua ucapan Pear, kemudian dia berkata,”Oke, saya akan membantu kamu. Saya akan memberikan sebuah racun yang ampuh buat mertuamu. Racun yang membunuh perlahan-lahan, jadi tidak mendadak, agar tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang. Racun ini akan bekerja setahun, jadi kalau mulai dipakai, setahun kemudian orang yang memakan racun ini akan mati. Nah, kamu harus melakukan apa yang saya sarankan, kamu bersedia?”
“Ya,..saya bersedia Mr.Alex. Saya akan melakukan apapun agar ketegangan yang ada selama ini bisa hilang,”jawab Pear”.
“Oke. Kamu masakkan makanan yang enak-enak buat mertuamu itu, dan campurkan racun ini di setiap hari masakan kamu, jadi racun ini bekerja sedikit demi sedikit. Nah, untuk tidak menimbulkan kecurigaan orang-orang pada waktu ia meninggal, kamu harus bersikap baik dan bertindak ramah terhadap mertuamu itu. Janganlah berdebat dengannya, taati kata-katanya, perlakukan dia seperti kamu memperlakukan ayah ibumu dulu,”jelas Mr.Alex pada Pear.
“oke. saya akan lakukan apa yang Mr.Alex sarankan,”jawabPear sambil menerima racun itu. Lantas ia pun pulang ke rumah dengan berseri-seri.
Ia pun melakukan apa yang diperintahkan Mr.Alex. Ia setiap harinya memasakkan makanan-makanan enak buat mertuanya, dan bersikap baik dan ramah pada mertuanya. Ia pun menghindari perdebatan dengan mertuanya. Ia belajar mengendalikan emosinya, menghormati mertuanya, agar orang-orang tidak curiga padanya nanti.
Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu, bulan demi bulan berlalu. Pear bersikap baik pada ibu mertuanya, melayani dengan baik, memasakkan makanan yang enak setiap harinya, dan tidak berdebat lagi. Ia sudah belajar mengendalikan emosinya, memperlakukan ibu mertuanya seperti ibunya sendiri.
Sepuluh bulan berlalu. Rumah yang biasanya penuh ketegangan dan keributan, menjadi damai dan tenang. Tidak pernah lagi terdengar cekcok antara pear dan mertuanya. Sekalipun ada perbedaan pendapat, Pear tidak lagi berdebat dengan mertuanya, yang sekarang kelihatan jauh lebih ramah, baik, enak diajak ngobrol dan mudah ditemani. Semuanya berubah.
Sikap ibu mertua berubah jauh dirasakan Pear. Mertuanya dirasakan sangat baik dan mempunyai kepribadian yang ternyata menyenangkan, sama seperti ibunya Pear. Mertuanya pun terus bercerita pada teman-temannya bahwa Pear adalah menantu yang baik. Hubungan mereka berjalan seperti layaknya seorang ibu dan anak.
Memasuki bulan ke-11, Pear merasa gelisah. Ia merasa berdosa besar telah memberikan racun pada mertuanya yang ternyata berhati baik dan mempunyai kepribadian menyenangkan pada dirinya. Ia bergegas menemui Mr.Alex untuk minta pertolongan.
“Mr.Alex…tolonglah saya. Saya merasa berdosa sekali terhadap ibu mertua saya. Saya telah memberikan racun yang dulu saya minta, selama 11 bulan berjalan ini. Ibu mertua saya ini baik sekali dan menghargai semua pendapat-pendapatku. Saya mohon agar Mr.Alex dapat memberikan penawar buat racun yang sudah saya berikan ini.. Saya mohon… Saya tidak ingin ibu mertua saya meninggal… Saya mohon..tolong berikan penawarnya…” Pinta Pear pada Mr.Alex.
Mr.Alex hanya tersenyum, “Pear, kamu tidak usah khawatir. Saya tidak pernah memberimu racun agar kamu berikan pada ibu mertuamu. Yang saya berikan dulu dan kamu campurkan ke dalam masakanmu itu adalah vitamin. Satu-satunya racun yang pernah ada adalah di dalam pikiran dan sikapmu terhadapnya. Tapi semuanya sekarang sudah lenyap berkat kasih sayang yang engkau berikan pada ibu mertuamu..
“Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda”
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
jangan takut hadapi hidup
Terangnya Setitik Harapan
Di sebuah ruangan terdapat 5 lilin yang menyala dan lilin tersebut sedikit demi sedikit meleleh. Suasana sangat sunyi sehingga samar-samar terdengarlah percakapan antar mereka.
Lilin pertama berkata “ aku adalah lilin kedamaian, namun manusia tak mampu menjagaku ; maka sebaiknya aku memadamkan diriku saja!” dengan penuh kegelisahan lilin kedamaian sedikit demi sedikit padam.
Lalu lilin yang kedua dan ketiga berkata kami adalah lilin Cinta dan kasih, kami sudah tidak mampu untuk bertahan, manusia sudah tidak lagi memandang dan menggapku berguna” kata lilin cinta dengan penuh kesedihan.Mereka saling membenci, memusuhi dan saling menjatuhkan , bahkan mereka melakukan itu kepada orang-orang yang mencintainya , membenci keluarga dan saudara-saudaranya”. Lanjut lilin kasih. Tanpa menunggu waktu lama tiupan angin memadamkan lilin cinta dan kasih.
Suasana ruangan semakin sunyi lalu terdengarlah suara Lilin keyakinan, “sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku. Padahal aku bisa membantu mereka keluar dari segala permasalahannya tapi tidak ada gunanya aku tetap menyala, lalu dengan perlahan Lilin keyakinanpun padam.
Beberapa saat kemudian.....
Tanpa terduga seorang anak kecil masuk ke dalam kamar, dan melihat keempat lilin telah padam. Karena takut dengan kegelapan itu , ia berkata : “ Apa yang terjadi ?! kalian harus tetap menyala , aku sangat takut akan kegelapan katanya dengan penuh kesedihan!
Lalu dari sudut ruangan yang gelap dan sunyi terlihat sebuah cahaya yang samar-samar , “ jangan takut, berhentilah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita bisa menerangi kamar ini dengan mengidupkan keempat lilin tersebut “ Akulah Lilin “HARAPAN”.
Dengan mata yang bersinar, sang anak bergegas mengambil Lilin Harapan, dan menyalakan keempat lilinnya. Akhirnya Lilin Kedamaian, Lilin Cinta, Lilin kasih, dan Lilin Keyakinanpun menyala.
Itulah Harapan, selama di dalam hati kita memiliki Harapan, selama itulah semangat di dalam jiwa kita akan terus menyala menjadi penerang ditengah kegelapan.
"HARAPAN !!!!! Jangan kehilangan HARAPAN. Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau kehilangan
harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia".
“selama masih ada semangat hidup...maka selama itu pula harapan masih ada”
Terangnya setitik Harapan ..
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Di sebuah ruangan terdapat 5 lilin yang menyala dan lilin tersebut sedikit demi sedikit meleleh. Suasana sangat sunyi sehingga samar-samar terdengarlah percakapan antar mereka.
Lilin pertama berkata “ aku adalah lilin kedamaian, namun manusia tak mampu menjagaku ; maka sebaiknya aku memadamkan diriku saja!” dengan penuh kegelisahan lilin kedamaian sedikit demi sedikit padam.
Lalu lilin yang kedua dan ketiga berkata kami adalah lilin Cinta dan kasih, kami sudah tidak mampu untuk bertahan, manusia sudah tidak lagi memandang dan menggapku berguna” kata lilin cinta dengan penuh kesedihan.Mereka saling membenci, memusuhi dan saling menjatuhkan , bahkan mereka melakukan itu kepada orang-orang yang mencintainya , membenci keluarga dan saudara-saudaranya”. Lanjut lilin kasih. Tanpa menunggu waktu lama tiupan angin memadamkan lilin cinta dan kasih.
Suasana ruangan semakin sunyi lalu terdengarlah suara Lilin keyakinan, “sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku. Padahal aku bisa membantu mereka keluar dari segala permasalahannya tapi tidak ada gunanya aku tetap menyala, lalu dengan perlahan Lilin keyakinanpun padam.
Beberapa saat kemudian.....
Tanpa terduga seorang anak kecil masuk ke dalam kamar, dan melihat keempat lilin telah padam. Karena takut dengan kegelapan itu , ia berkata : “ Apa yang terjadi ?! kalian harus tetap menyala , aku sangat takut akan kegelapan katanya dengan penuh kesedihan!
Lalu dari sudut ruangan yang gelap dan sunyi terlihat sebuah cahaya yang samar-samar , “ jangan takut, berhentilah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita bisa menerangi kamar ini dengan mengidupkan keempat lilin tersebut “ Akulah Lilin “HARAPAN”.
Dengan mata yang bersinar, sang anak bergegas mengambil Lilin Harapan, dan menyalakan keempat lilinnya. Akhirnya Lilin Kedamaian, Lilin Cinta, Lilin kasih, dan Lilin Keyakinanpun menyala.
Itulah Harapan, selama di dalam hati kita memiliki Harapan, selama itulah semangat di dalam jiwa kita akan terus menyala menjadi penerang ditengah kegelapan.
"HARAPAN !!!!! Jangan kehilangan HARAPAN. Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau kehilangan
harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia".
“selama masih ada semangat hidup...maka selama itu pula harapan masih ada”
Terangnya setitik Harapan ..
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Air Mata Mike Tyson Tertumpah di Masjid Nabawi
MADINAH (voa-islam.com) - Si Leher Beton Mike Tyson boleh garang di atas ring tinju. Tak gentar ia berhadapan dengan siapapun. Namun, di Masjid Nabawi, ia tertunduk, air mata pun mengalir.
Inilah pengalaman spiritual mantan juara dunia tinju kelas berat Mike Tyson ketika melaksanakan ibadah umroh, beberapa hari yang lalu. Tyson menginjak Tanah Suci untuk kali pertama pada Jumat, 2 Juli 2010.
Selama di Madinah, ia bertemu dengan Dr. Muhammad Al-Uqala, Rektor Universitas Islam, yang menjelaskan kepadanya tentang fasilitas apa saja yang diberikan universitas kepada para mahasiswanya yang berasal dari seluruh dunia.
Kunjungannya ke Arab Saudi diatur oleh Asosiasi Da’wah Kanada (CDA),CDA merupakan lembaga da’wah yang banyak mensponsori selebriti Muslim baru untuk berkunjung ke Arab Saudi untuk melaksanakan rukun islam.
Perjalanan Tyson tersebut diatur oleh Canadian Dawa Association (CDA), yaitu Asosiasi Da’wah di Kanada yang biasa mengatur perjalanan para muallaf selebriti mengunjungi tempat-tempat bersejarah Islam di Arab Saudi. Shazad Muhammad, Presiden CDA, ikut serta menyambut kedatangan Tyson di Bandara Internasional Pangeran Muhammad, Madinah.
Mike Tyson saat berdiskusi dengan Dr Muhammad Al-Uqala, president of the Islamic University di Madinah
Shazad Muhammad, yang juga merupakan duta perdamaian PBB, mengatakan bahwa Tyson akan berada di Saudi selama satu pekan. Ia akan mengunjungi tempat-tempat suci dan tempat penting lainnya di kerajaan itu, serta bertemu dengan orang-orang Saudi untuk lebih mengenali kebudayaan dan tradisi setempat.
Petinju yang selalu meng-KO lawannya di ronde pertama itu langsung melakukan sejumlah kegiatan, termasuk melakukan ibadah di Masjid Nabawi. Saudi Gazette melaporkan, Tyson tinggal di hotel dekat Masjid Nabawi dan mendapat sambutan luar biasa dari fansnya. Ia mendapat pengawalan ketat saat melakukan shalat Zuhur.
Tyson mengaku mendapat pengalaman spiritual luar biasa selama Umroh di Arab Saudi. “Saya senang punya fans yang mencintai saya di Arab Saudi. Tapi, saya berharap mereka meninggalkan saya sendiri untuk menikmati momen spiritual di Tanah Suci. Saya tidak kuasa menitikkan air mata ketika saya mengetahui bahwa saya berada di salah satu taman surga,” ujar Tyson ketika mengunjungi Masjid Nabawi.
Dari Madinah, rencananya Tyson akan melanjutkan perjalanan ke Mekkah untuk melaksanakan umrah. Usai melakukan umroh di Mekkah, Mantan juara tinju dunia ini berencana mengunjungi Jeddah, Abha dan Riyadh.
Tyson yang bernama lengkap Michael Gerard Tyson lahir di New York City, Amerika, 30 Juni 1966. Tyson memeluk Islam ketika masih dipenjara pada pertengahan tahun 1990. Secara resmi, tahun 1995, selepas dari penjara di Indiana, Tyson mengumumkan hijrah memeluk agama Islam yang telah dipelajarinya selama di dalam penjara, dengan nama baru Malik Abdul Aziz.
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Inilah pengalaman spiritual mantan juara dunia tinju kelas berat Mike Tyson ketika melaksanakan ibadah umroh, beberapa hari yang lalu. Tyson menginjak Tanah Suci untuk kali pertama pada Jumat, 2 Juli 2010.
Selama di Madinah, ia bertemu dengan Dr. Muhammad Al-Uqala, Rektor Universitas Islam, yang menjelaskan kepadanya tentang fasilitas apa saja yang diberikan universitas kepada para mahasiswanya yang berasal dari seluruh dunia.
Kunjungannya ke Arab Saudi diatur oleh Asosiasi Da’wah Kanada (CDA),CDA merupakan lembaga da’wah yang banyak mensponsori selebriti Muslim baru untuk berkunjung ke Arab Saudi untuk melaksanakan rukun islam.
Perjalanan Tyson tersebut diatur oleh Canadian Dawa Association (CDA), yaitu Asosiasi Da’wah di Kanada yang biasa mengatur perjalanan para muallaf selebriti mengunjungi tempat-tempat bersejarah Islam di Arab Saudi. Shazad Muhammad, Presiden CDA, ikut serta menyambut kedatangan Tyson di Bandara Internasional Pangeran Muhammad, Madinah.
Mike Tyson saat berdiskusi dengan Dr Muhammad Al-Uqala, president of the Islamic University di Madinah
Shazad Muhammad, yang juga merupakan duta perdamaian PBB, mengatakan bahwa Tyson akan berada di Saudi selama satu pekan. Ia akan mengunjungi tempat-tempat suci dan tempat penting lainnya di kerajaan itu, serta bertemu dengan orang-orang Saudi untuk lebih mengenali kebudayaan dan tradisi setempat.
Petinju yang selalu meng-KO lawannya di ronde pertama itu langsung melakukan sejumlah kegiatan, termasuk melakukan ibadah di Masjid Nabawi. Saudi Gazette melaporkan, Tyson tinggal di hotel dekat Masjid Nabawi dan mendapat sambutan luar biasa dari fansnya. Ia mendapat pengawalan ketat saat melakukan shalat Zuhur.
Tyson mengaku mendapat pengalaman spiritual luar biasa selama Umroh di Arab Saudi. “Saya senang punya fans yang mencintai saya di Arab Saudi. Tapi, saya berharap mereka meninggalkan saya sendiri untuk menikmati momen spiritual di Tanah Suci. Saya tidak kuasa menitikkan air mata ketika saya mengetahui bahwa saya berada di salah satu taman surga,” ujar Tyson ketika mengunjungi Masjid Nabawi.
Dari Madinah, rencananya Tyson akan melanjutkan perjalanan ke Mekkah untuk melaksanakan umrah. Usai melakukan umroh di Mekkah, Mantan juara tinju dunia ini berencana mengunjungi Jeddah, Abha dan Riyadh.
Tyson yang bernama lengkap Michael Gerard Tyson lahir di New York City, Amerika, 30 Juni 1966. Tyson memeluk Islam ketika masih dipenjara pada pertengahan tahun 1990. Secara resmi, tahun 1995, selepas dari penjara di Indiana, Tyson mengumumkan hijrah memeluk agama Islam yang telah dipelajarinya selama di dalam penjara, dengan nama baru Malik Abdul Aziz.
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Batu dan Mobil Jaguar ...
Suatu ketika, tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli
mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang
menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya
kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar.
Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar
sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya
anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang melintas dari arah
mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak itu yang tampak
melintas. Aah…, ternyata, ada sebuah batu yang menimpa Jaguar itu. Sisi pintu
mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.
Cittt….ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, di mundurkannya mobil itu
menuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara
sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang
pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan
tergesa-gesa. Di tariknya seorang anak yang paling dekat, dan di pojokkannya
anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.
“Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!”
Lihat goresan itu”, teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. “Kamu tentu
paham, mobil baru semacam itu akan butuh banyak ongkos di bengkel kalau sampai
tergores.” Ujarnya lagi dengan geram, tampak ingin memukul anak itu.
Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta maaf. “Maaf Pak, Maaf. Saya
benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa.” Air
mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. “Maaf Pak, aku melemparkan
batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti….”
Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke
suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. “Itu disana ada kakakku. Dia
tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, dia
terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan..”
Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada
wajah yang mulai tercenung itu. “Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi
roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi dia terlalu berat untukku.”
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Kerongkongannya
tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera, di angkatnya anak yang cacat
itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk
mengusap luka di lutut anak itu. Memar dan tergores, sama seperti sisi pintu
Jaguar kesayangannya.
Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa
mereka akan baik-baik saja. “Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas
perbuatanmu.” Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih
nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang
mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya.
Disusurinya jalan itu dengan lambat, sambil merenungkan kejadian yang baru saja
di lewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele. Namun, ia
memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan
itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu
tetap nyata terlihat
“Janganlah "melaju" dalam hidupmu terlalu cepat sampai-sampai engkau tak memperhatikan keadaan sekitarmu, karena, seseorang akan
melemparkan batu untuk menarik perhatianmu.”
heheh.... Semoga Bermanfaat :)
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang
menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya
kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar.
Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar
sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya
anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang melintas dari arah
mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak itu yang tampak
melintas. Aah…, ternyata, ada sebuah batu yang menimpa Jaguar itu. Sisi pintu
mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.
Cittt….ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, di mundurkannya mobil itu
menuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara
sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang
pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan
tergesa-gesa. Di tariknya seorang anak yang paling dekat, dan di pojokkannya
anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.
“Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!”
Lihat goresan itu”, teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. “Kamu tentu
paham, mobil baru semacam itu akan butuh banyak ongkos di bengkel kalau sampai
tergores.” Ujarnya lagi dengan geram, tampak ingin memukul anak itu.
Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta maaf. “Maaf Pak, Maaf. Saya
benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa.” Air
mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. “Maaf Pak, aku melemparkan
batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti….”
Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke
suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. “Itu disana ada kakakku. Dia
tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, dia
terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan..”
Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada
wajah yang mulai tercenung itu. “Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi
roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi dia terlalu berat untukku.”
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Kerongkongannya
tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera, di angkatnya anak yang cacat
itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk
mengusap luka di lutut anak itu. Memar dan tergores, sama seperti sisi pintu
Jaguar kesayangannya.
Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa
mereka akan baik-baik saja. “Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas
perbuatanmu.” Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih
nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang
mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya.
Disusurinya jalan itu dengan lambat, sambil merenungkan kejadian yang baru saja
di lewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele. Namun, ia
memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan
itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu
tetap nyata terlihat
“Janganlah "melaju" dalam hidupmu terlalu cepat sampai-sampai engkau tak memperhatikan keadaan sekitarmu, karena, seseorang akan
melemparkan batu untuk menarik perhatianmu.”
heheh.... Semoga Bermanfaat :)
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
3 cara menanggapi kegagalan...
Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan,yaitu di saat apa yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Kita perlu belajar bagaimana menyiasati kegagalan tersebut,karena semua guru sukses mengatakan bahwa gagal dan berhasil itu sudah dikemas dalam satu paket. Hanya sering kita tidak sabar dalam proses untuk mendapatkan keberhasilan, dan cepat mengeluh, menyalahkan orang lain dan mencari-cari alasan untuk berhenti bertindak apabila menemukan kegagalan.
Ada beberapa type orang dalam merespon kegagalan :
1. Mencari kambing hitam, menyangkal dan mencari pembenaran. Kebanyakan orang akan melakukan hal ini, ketika menemui kegagalan. Merasa frustasi dan akhirnya berhenti bertindak dan menyerah. Mereka akan berkata kepada orang lain :
“wah, saya nggak berbakat”,
“pemerintah itu tidak adil “,
“karyawan saya kurang ajar”
“benar kan kata saya, bisnis itu susah “
2. Mengulang tindakan yang sama tanpa merubah strategi.
Orang type seperti ini, masih lebih bagus, karena mereka yakin dan masih mencoba tetap bertindak untuk mencapai tujuannya. Akan tetapi mereka lupa bahwa tindakan yang mereka ambil masih sama dengan yang pernah mereka lakukan. Jadi mereka menggunakan pendekatan, cara-cara yang sama dan terus mengulang-ulang tanpa pernah merubah strategi yang di gunakan.
3. Belajar dari kesalahan, merubah strategi dan terus bertindak.
Pola seperti ini yang orang-orang sukses gunakan, mereka tidak pernah merasa gagal, mengeluh, menyalahkan orang lain. Mereka terus belajar , merubah strategi dan melakukan apapun yang di perlukan sampai mendapatkan tujuan. Untuk mendapatkan hasil yang berbeda, tindakan anda juga harus berbeda. Hidup adalah pilihan, dan kita bertanggung jawab penuh atas kehidupan kita sendiri, bukan orang lain, bukan atasan kita dan juga bukan pula pemerintah.
Belajar dari kesalahan meruapakan salah satu contoh sosok manusia yang memiliki jiwa yang besar.. :)
semoga bermanfaat... :)
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Ada beberapa type orang dalam merespon kegagalan :
1. Mencari kambing hitam, menyangkal dan mencari pembenaran. Kebanyakan orang akan melakukan hal ini, ketika menemui kegagalan. Merasa frustasi dan akhirnya berhenti bertindak dan menyerah. Mereka akan berkata kepada orang lain :
“wah, saya nggak berbakat”,
“pemerintah itu tidak adil “,
“karyawan saya kurang ajar”
“benar kan kata saya, bisnis itu susah “
2. Mengulang tindakan yang sama tanpa merubah strategi.
Orang type seperti ini, masih lebih bagus, karena mereka yakin dan masih mencoba tetap bertindak untuk mencapai tujuannya. Akan tetapi mereka lupa bahwa tindakan yang mereka ambil masih sama dengan yang pernah mereka lakukan. Jadi mereka menggunakan pendekatan, cara-cara yang sama dan terus mengulang-ulang tanpa pernah merubah strategi yang di gunakan.
3. Belajar dari kesalahan, merubah strategi dan terus bertindak.
Pola seperti ini yang orang-orang sukses gunakan, mereka tidak pernah merasa gagal, mengeluh, menyalahkan orang lain. Mereka terus belajar , merubah strategi dan melakukan apapun yang di perlukan sampai mendapatkan tujuan. Untuk mendapatkan hasil yang berbeda, tindakan anda juga harus berbeda. Hidup adalah pilihan, dan kita bertanggung jawab penuh atas kehidupan kita sendiri, bukan orang lain, bukan atasan kita dan juga bukan pula pemerintah.
Belajar dari kesalahan meruapakan salah satu contoh sosok manusia yang memiliki jiwa yang besar.. :)
semoga bermanfaat... :)
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
kasih sayang orang Tua...
Sebuah kisah yang menjadi refleksi buat diri kita. Suatu saat di sebuah desa di Jepang ada tradisi anak akan membuang orang tua mereka yang sudah uzur ke hutan. Alkisah, suatu hari seorang pria berjalan tertatih-tatih karena membopong seorang wanita tua ke hutan untuk dibuang. Wanita tua itu adalah ibu kandungnya sendiri. Ketika pria itu menggendong ibunya ketengah hutan, disepanjang perjalanan sang ibu mematahkan ranting-ranting kecil yang bisa digapainya. Setelah sampai ditengah hutan, pria itu menurunkan ibunya sembari berkata: “Bu, kita sudah sampai.” Sebenarnya pria itu bergumul dengan perasaan sedih dihatinya, tetapi entah kenapa dia tega melakukannya. “Nak, Ibu sangat mengasihimu. Sejak kau kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang Ibu miliki dengan tulus, bahkan sampai detik ini.
Ibu tidak ingin engkau tersesat saat pulang nanti, karena itu tadi Ibu mematahkan ranting-ranting kecil disepanjang jalan. Ikutilah patahan ranting itu maka engkau akan sampai dirumah dengan selamat.” Demikian pesan si Ibu sambil memberikan pelukan untuk yang terakhir kalinya. Mendengar itu, hati si anak menjadi hancur, ia tak bisa lagi membendung air matanya. Sambil menangis ia memeluk ibunya sangat erat. Kemudian digendongnya wanita tua itu untuk dibawa pulang. Konon, pria itu merawat ibunya dengan penuh kasih sampai ajal memanggil ibunda tercinta. Ketulusan kasih seorang ibu tidak berubah!
Kisah ini menjadi peneguh bagi kita bahwa kasih sayang seorang ibu tidak pernah berubah, meskipun seorang anak tega berbuat jahat kepada wanita yang sudah mengandung, melahirkan, merawat dan membesarkannya. Di zaman ini, tidak sedikit kita menjumpai kejadian yang demikian. Memang sudah tidak ada lagi anak yang membuang orang tuanya ketengah hutan, tetapi ada banyak anak yang sibuk mengurus bisnis atau kehidupannya sendiri dan membiarkan orang tuanya menjalani hari tuanya dalam kesepian yang tidak bertepi. Ada pula anak yang karena tidak mau susah malah memasukkan orang tuanya ke panti jompo, dan jarang sekali pergi membesuknya.
Dulu waktu kita kecil, orang tua kita juga sibuk mencari nafkah yang akan digunakan untuk membeli susu, pakaian dan biaya sekolah kita, tetapi mereka tetap merawat kita. Tentu akan lebih mudah dan tidak merepotkan jika mereka menitipkan kita untuk diasuh serta dibesarkan dipanti asuhan atau dirumah singgah, tetapi mereka tidak melakukannya karena mereka mengasihi kita dengan tulus. Mengapa kita tidak memberikan cinta yang sama besarnya dengan cinta yang sudah kita terima dari mereka selama puluhan tahun?
Seharusnya kasih itu menular, lalu mengapa kasih orang tua itu tidak menular kepada kita? Mungkin karena kita terlalu egois dan tidak mau direpotkan. Mulai hari ini baiklah kita belajar untuk menghormati ibu, bapak atau mertua kita sepenuh hati. Lakukanlah, karena ada berkat khusus bagi orang yang menghormati orang tuanya!
sesungguhnya Ridho Allah adalah Ridho Orang Tua..
semoga bermanfaat
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Ibu tidak ingin engkau tersesat saat pulang nanti, karena itu tadi Ibu mematahkan ranting-ranting kecil disepanjang jalan. Ikutilah patahan ranting itu maka engkau akan sampai dirumah dengan selamat.” Demikian pesan si Ibu sambil memberikan pelukan untuk yang terakhir kalinya. Mendengar itu, hati si anak menjadi hancur, ia tak bisa lagi membendung air matanya. Sambil menangis ia memeluk ibunya sangat erat. Kemudian digendongnya wanita tua itu untuk dibawa pulang. Konon, pria itu merawat ibunya dengan penuh kasih sampai ajal memanggil ibunda tercinta. Ketulusan kasih seorang ibu tidak berubah!
Kisah ini menjadi peneguh bagi kita bahwa kasih sayang seorang ibu tidak pernah berubah, meskipun seorang anak tega berbuat jahat kepada wanita yang sudah mengandung, melahirkan, merawat dan membesarkannya. Di zaman ini, tidak sedikit kita menjumpai kejadian yang demikian. Memang sudah tidak ada lagi anak yang membuang orang tuanya ketengah hutan, tetapi ada banyak anak yang sibuk mengurus bisnis atau kehidupannya sendiri dan membiarkan orang tuanya menjalani hari tuanya dalam kesepian yang tidak bertepi. Ada pula anak yang karena tidak mau susah malah memasukkan orang tuanya ke panti jompo, dan jarang sekali pergi membesuknya.
Dulu waktu kita kecil, orang tua kita juga sibuk mencari nafkah yang akan digunakan untuk membeli susu, pakaian dan biaya sekolah kita, tetapi mereka tetap merawat kita. Tentu akan lebih mudah dan tidak merepotkan jika mereka menitipkan kita untuk diasuh serta dibesarkan dipanti asuhan atau dirumah singgah, tetapi mereka tidak melakukannya karena mereka mengasihi kita dengan tulus. Mengapa kita tidak memberikan cinta yang sama besarnya dengan cinta yang sudah kita terima dari mereka selama puluhan tahun?
Seharusnya kasih itu menular, lalu mengapa kasih orang tua itu tidak menular kepada kita? Mungkin karena kita terlalu egois dan tidak mau direpotkan. Mulai hari ini baiklah kita belajar untuk menghormati ibu, bapak atau mertua kita sepenuh hati. Lakukanlah, karena ada berkat khusus bagi orang yang menghormati orang tuanya!
sesungguhnya Ridho Allah adalah Ridho Orang Tua..
semoga bermanfaat
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
toloooooooooonnngggggg
Sepasang ayah dan ibu pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat anak mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah guci yang cantik
"Lihat guci itu," kata si ibu kepada suaminya. "Kau benar, inilah guci tercantik yang pernah aku lihat," ujar si ayah.
Saat mereka mendekati guci itu, tiba-tiba guci yang dimaksud berbicara: "Terima kasih untuk pujiannya, tapi kalian perlu tahu bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi guci yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna.
Namun, suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga ku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak. Tetapi orang itu berkata, "Belum!" Lalu ia mulai mencengkam dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata, "Belum!"Filosofi sebuah guci
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh, ternyata belum. Setelah dingin, aku diberikan kepada seorang wanita dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.
Wanita itu berkata, "Belum!" Lalu ia memberikanku kepda seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakkanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca.
Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah guci begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku."
pelajaran moral :
Sepertinya halnya guci tersebut, kita hidup membutuhkan sebuah proses, proses pelajaran dari masalah terkadang tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata tapi setelah melewati itu orang bisa belajar menjadi lebih baik dan kita dapat memahami maksud dari kehidupan ini. Banyak kesalahpahaman yang terjadi karena kita tidak mengetahui koridor-koridor kita sebagai manusia, kita akan mengerti sebuah keberhasilan karena ada tahap pembelajaran dari kesulitan, jika kita menikmati segala proses dan menganggap semuanya sebagai kebahagiaan, tentunya apabila Anda jatuh dalam berbagai kesusahan anda tidak akan mudah berkecil hati, sebab Anda tahu bahwa semua itu menghasilkan ketekunan dan pembelajaran. Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi seorang yang sukses. Dan setelah semua proses itu selesai, Anda dapat melihat betapa cantiknya pribadi yang telah terbentuk.
Pengembangan pribadi agar menjadi seseorang yang sukses maka ada 3 hal yang perlu kita ketahui :
1. Apa yang sudah kita kerjakan ?
2. Apa yang sudah kita hasilkan ?
3. Apa yang sudah kita capai ?
Semakin banyak yang bisa kita kerjakan maka semakin banyak yang kita hasilkan semakin banyak yang kita hasilkan maka semakin banyak target-target hidup yang kita capai.
Ingatlah Filosofi sebuah Uang :
“Nilai uang tidak akan pernah berubah walaupun dengan keadaan yang kusut,bau dan uang itu pernah diinjak-injak sekalipun. Nilai uangnya akan tetap sama dan masih bernilai.
Begitupun dengan manusia walau mengalami proses yang begitu keras,menyakitkan dan terkadang kita merasa tidak dihargai, tapi tidak akan mengurangi nilai kemanusian kita karena kita tidak diciptkan untuk disia-siakan”
“Selamat menikmati proses hidup anda”
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
"Lihat guci itu," kata si ibu kepada suaminya. "Kau benar, inilah guci tercantik yang pernah aku lihat," ujar si ayah.
Saat mereka mendekati guci itu, tiba-tiba guci yang dimaksud berbicara: "Terima kasih untuk pujiannya, tapi kalian perlu tahu bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi guci yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna.
Namun, suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga ku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak. Tetapi orang itu berkata, "Belum!" Lalu ia mulai mencengkam dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata, "Belum!"Filosofi sebuah guci
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh, ternyata belum. Setelah dingin, aku diberikan kepada seorang wanita dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.
Wanita itu berkata, "Belum!" Lalu ia memberikanku kepda seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakkanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca.
Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah guci begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku."
pelajaran moral :
Sepertinya halnya guci tersebut, kita hidup membutuhkan sebuah proses, proses pelajaran dari masalah terkadang tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata tapi setelah melewati itu orang bisa belajar menjadi lebih baik dan kita dapat memahami maksud dari kehidupan ini. Banyak kesalahpahaman yang terjadi karena kita tidak mengetahui koridor-koridor kita sebagai manusia, kita akan mengerti sebuah keberhasilan karena ada tahap pembelajaran dari kesulitan, jika kita menikmati segala proses dan menganggap semuanya sebagai kebahagiaan, tentunya apabila Anda jatuh dalam berbagai kesusahan anda tidak akan mudah berkecil hati, sebab Anda tahu bahwa semua itu menghasilkan ketekunan dan pembelajaran. Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi seorang yang sukses. Dan setelah semua proses itu selesai, Anda dapat melihat betapa cantiknya pribadi yang telah terbentuk.
Pengembangan pribadi agar menjadi seseorang yang sukses maka ada 3 hal yang perlu kita ketahui :
1. Apa yang sudah kita kerjakan ?
2. Apa yang sudah kita hasilkan ?
3. Apa yang sudah kita capai ?
Semakin banyak yang bisa kita kerjakan maka semakin banyak yang kita hasilkan semakin banyak yang kita hasilkan maka semakin banyak target-target hidup yang kita capai.
Ingatlah Filosofi sebuah Uang :
“Nilai uang tidak akan pernah berubah walaupun dengan keadaan yang kusut,bau dan uang itu pernah diinjak-injak sekalipun. Nilai uangnya akan tetap sama dan masih bernilai.
Begitupun dengan manusia walau mengalami proses yang begitu keras,menyakitkan dan terkadang kita merasa tidak dihargai, tapi tidak akan mengurangi nilai kemanusian kita karena kita tidak diciptkan untuk disia-siakan”
“Selamat menikmati proses hidup anda”
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Raja dan 7 orang buta
Ada cerita yang sangat menarik yang bisa kita ambil hikmanya, cerita ini saya kutip dari penulis bernama Abrahm dalam bukunya cacing dan kotoran kesayangannyai.
Dahulu kala, terdapatlah seorang Raja yang mengalami kerepotan dengan para menterinya. Mereka terlalu banyak berbantah sehingga nyaris tak satupun keputusan dapat diambil. Para menteri itu, mengikuti tradisi politik kuno, masing-masing menyatakan bahwa hanya dirinyalah yang paling benar dan yang lainnya salah. Meskipun demikian, ketika sang Raja yang penuh kuasa menggelar perayaan festival umum, mereka semua bisa sepakat untuk cuti bersama.
Festival yang luar biasa itu digelar di sebuah stadion besar. Ada nyanyian dan tarian, akrobat, badut,musik dan banyak lagi. Dan di puncak acara, di kerumunan banyak orang, dengan para menteri yang tentunya menempati tempat duduk terbaik, sang Raja menuntun sendiri gajah kerajaan ke tengah arena. Dibelakang gajah itu berjalanlah tujuh orang buta, yang telah diketahui oleh umum sebagai orang-orang yang buta sejak lahir.
Sang raja meraih tangan orang buta pertama, menuntunnya untuk meraba belalai gajah itu dan memberitahunya bahwa itulah gajah.
Raja lalu membantu orang buta kedua untuk meraba gading sang gajah, orang buta ketiga meraba kupingnya, yang keempat meraba kepalanya, yang kelima meraba badannya, yang keenam meraba kaki, dan yang ketujuh meraba ekornya, lalu menyatakan kepada masing-masing orang buta bahwa itulah yang dinamankan dengan gajah. Lalu Raja kembali kepada sibuta pertama dan memintanya untuk menyebutkan dengan lantang seperti apakah gajah itu.
“Menurut pertimbangan dan pendapat saya yang ahli ini,” kata si buta pertama, yang meraba belalai gajah,”saya nyatakan dengan keyakinan penuh bahwa’seekor gaja’ adalah sejenis ular, marga python asiaticus.”
“Sungguh omong kosong,” seru si buta kedua, yang meraba gading gajah.”Seekor Gajah terlalu keras untuk dianggap sebagai seekor ular. Fakta sebenarnya, dan saya tak pernah salah, gajah itu seperti bajak petani.”
“Hahaha, Jangan Melucu,” cemooh si buta ketiga, yang meraba kuping gajah. “seekor gajah, adalah seperti daun kipas yang besar.”
“Kalian idiot tak berguna!” kata sibuta keempat, yang meraba kepala gajah.seekor gajah, sudah pasti adalah sebuah gentong air besar.
“mustahil! Benar-benar mustahil,” cibir si buta kelima, yang meraba badan gajah.” Seekor gajah adalah sebuah batu karang besar.”
“Parah!”teriak si buta keenam, yang meraba kaki gajah. Seekor gajah sebatang pohon!”
“Dasar orang-orang picik!” seringai si buta terakhir, yang meraba ekorgajah.”aku akan memberitahu kalian apa sebenarnya “gajah”. Gajah itu semacam pecut pengusir lalat. Aku sangat tahu karena aku merasakannya.”
“Sampah!Gajah itu seekor Ular.””Tidak bisa!itu gentong air!””Bukan! Gajah itu....” Dan para buta itupun mulai berbantah dengan sengitnya, semuanya berbicara berbarengan, menyebabkan kata-kata melebur menjadi teriakan-teriakan yang lantang dan panjang. Tatkala kata-kata penghinaan mulai mengudara, lantas datanglah jotosan. Para buta itu tidak yakin betul siapa yang mereka jotos, tetapi itu tidak terlalu penting dalam tawuran semacam itu. Mereka sedang berjuang demi prinsip,demi integritas, demi kebenaran. Kebenaran masing-masing, pada kenyataannya.
Saat para prajurit melerai tawuran membuta diantar orang-orang buta itu, kerumunan hadirin di stadion terpaku diam, dan wajah para menteri tampak malu. Setiap orang yang hadir menangkap pesan ingin disampaikan oleh Raja melalui pelajaran itu.
Masing-masing dari kita hanya mengetahui sebagian saja dari kebenaran. Bila kita memegang teguh pengetahuan kita yang terbatas itu sebagai kebenaran mutlak, kita tak ubahnya seperti salah satu dari orang buta yang meraba satu bagian dari seekor gajah dan menyimpulkan bahwa pengalaman parsial mereka itu sebagai sebuah kebenaran, dan yang lainnya : salah
Selalu merasa benar dan selalu menyalahkan orang lain, bukankah itu bukanlah sesuatu yang bijaksana, alih-alih beriman buta, kita dapat berdialog. Bayangkanlah seperti apa jadinya jika ketujuh orang buta itu, alilh-alih mempertentangkan data-data mereka, amlah menggabungkan pengalaman. Mereka akan menarik suatu kesimpulan bahwa “seekor gajah” adalah sesuatu yang seperti batu karang besar,yang ditopang oleh empat batang pohon. Di bagian belakang batu karang itu ada seutas pecut pengusir lalat, dan di depannya ada gentong air besar. Di setiap sisi gentong itu terdapat dua daun kipas , dengan dua bajak yang mengapit seekor piton panjang! Bukan gambaran yang buruk-buruk amat akan seekor gajah, bagi orang yang tak pernah melihatnya.
kebenaran yang HAKIKI hanya Milik ALLAH SWT.
semoga bermanfaat :)
salam hangat dan Taz"im
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Dahulu kala, terdapatlah seorang Raja yang mengalami kerepotan dengan para menterinya. Mereka terlalu banyak berbantah sehingga nyaris tak satupun keputusan dapat diambil. Para menteri itu, mengikuti tradisi politik kuno, masing-masing menyatakan bahwa hanya dirinyalah yang paling benar dan yang lainnya salah. Meskipun demikian, ketika sang Raja yang penuh kuasa menggelar perayaan festival umum, mereka semua bisa sepakat untuk cuti bersama.
Festival yang luar biasa itu digelar di sebuah stadion besar. Ada nyanyian dan tarian, akrobat, badut,musik dan banyak lagi. Dan di puncak acara, di kerumunan banyak orang, dengan para menteri yang tentunya menempati tempat duduk terbaik, sang Raja menuntun sendiri gajah kerajaan ke tengah arena. Dibelakang gajah itu berjalanlah tujuh orang buta, yang telah diketahui oleh umum sebagai orang-orang yang buta sejak lahir.
Sang raja meraih tangan orang buta pertama, menuntunnya untuk meraba belalai gajah itu dan memberitahunya bahwa itulah gajah.
Raja lalu membantu orang buta kedua untuk meraba gading sang gajah, orang buta ketiga meraba kupingnya, yang keempat meraba kepalanya, yang kelima meraba badannya, yang keenam meraba kaki, dan yang ketujuh meraba ekornya, lalu menyatakan kepada masing-masing orang buta bahwa itulah yang dinamankan dengan gajah. Lalu Raja kembali kepada sibuta pertama dan memintanya untuk menyebutkan dengan lantang seperti apakah gajah itu.
“Menurut pertimbangan dan pendapat saya yang ahli ini,” kata si buta pertama, yang meraba belalai gajah,”saya nyatakan dengan keyakinan penuh bahwa’seekor gaja’ adalah sejenis ular, marga python asiaticus.”
“Sungguh omong kosong,” seru si buta kedua, yang meraba gading gajah.”Seekor Gajah terlalu keras untuk dianggap sebagai seekor ular. Fakta sebenarnya, dan saya tak pernah salah, gajah itu seperti bajak petani.”
“Hahaha, Jangan Melucu,” cemooh si buta ketiga, yang meraba kuping gajah. “seekor gajah, adalah seperti daun kipas yang besar.”
“Kalian idiot tak berguna!” kata sibuta keempat, yang meraba kepala gajah.seekor gajah, sudah pasti adalah sebuah gentong air besar.
“mustahil! Benar-benar mustahil,” cibir si buta kelima, yang meraba badan gajah.” Seekor gajah adalah sebuah batu karang besar.”
“Parah!”teriak si buta keenam, yang meraba kaki gajah. Seekor gajah sebatang pohon!”
“Dasar orang-orang picik!” seringai si buta terakhir, yang meraba ekorgajah.”aku akan memberitahu kalian apa sebenarnya “gajah”. Gajah itu semacam pecut pengusir lalat. Aku sangat tahu karena aku merasakannya.”
“Sampah!Gajah itu seekor Ular.””Tidak bisa!itu gentong air!””Bukan! Gajah itu....” Dan para buta itupun mulai berbantah dengan sengitnya, semuanya berbicara berbarengan, menyebabkan kata-kata melebur menjadi teriakan-teriakan yang lantang dan panjang. Tatkala kata-kata penghinaan mulai mengudara, lantas datanglah jotosan. Para buta itu tidak yakin betul siapa yang mereka jotos, tetapi itu tidak terlalu penting dalam tawuran semacam itu. Mereka sedang berjuang demi prinsip,demi integritas, demi kebenaran. Kebenaran masing-masing, pada kenyataannya.
Saat para prajurit melerai tawuran membuta diantar orang-orang buta itu, kerumunan hadirin di stadion terpaku diam, dan wajah para menteri tampak malu. Setiap orang yang hadir menangkap pesan ingin disampaikan oleh Raja melalui pelajaran itu.
Masing-masing dari kita hanya mengetahui sebagian saja dari kebenaran. Bila kita memegang teguh pengetahuan kita yang terbatas itu sebagai kebenaran mutlak, kita tak ubahnya seperti salah satu dari orang buta yang meraba satu bagian dari seekor gajah dan menyimpulkan bahwa pengalaman parsial mereka itu sebagai sebuah kebenaran, dan yang lainnya : salah
Selalu merasa benar dan selalu menyalahkan orang lain, bukankah itu bukanlah sesuatu yang bijaksana, alih-alih beriman buta, kita dapat berdialog. Bayangkanlah seperti apa jadinya jika ketujuh orang buta itu, alilh-alih mempertentangkan data-data mereka, amlah menggabungkan pengalaman. Mereka akan menarik suatu kesimpulan bahwa “seekor gajah” adalah sesuatu yang seperti batu karang besar,yang ditopang oleh empat batang pohon. Di bagian belakang batu karang itu ada seutas pecut pengusir lalat, dan di depannya ada gentong air besar. Di setiap sisi gentong itu terdapat dua daun kipas , dengan dua bajak yang mengapit seekor piton panjang! Bukan gambaran yang buruk-buruk amat akan seekor gajah, bagi orang yang tak pernah melihatnya.
kebenaran yang HAKIKI hanya Milik ALLAH SWT.
semoga bermanfaat :)
salam hangat dan Taz"im
(by. Andi ArsyiL Rahman Putra)
Senin, 06 September 2010
life is choice
Hidup terbentuk oleh pilihan-pilihan, terbentang dari yang biasa-biasa sampai yang memeras otak. Mau jadi apa saya nanti, mau pakai baju apa saya hari ini? Mau makan apa hari ini dan hari esok? Harus menikah dengan siapa? Apakah karir masa depanku? Pilihan...
Besar dan kecil, pilihan-pilihan kitalah yang menata hari-hari kita, menetapkan siapa diri kita, dan sebagian besar menentukan level kebahagiaan dan kepuasan hidup kita. Ironisnya, pilihan-pilihan sepele (bayangkan berapa jam anda menghabiskan waktu untuk menentukan baju apa yg dibeli, mau pake apa besok) sering memperoleh sebagian besar porsi waktu dan perhatian kita, sedangkan untuk pilihan-pilihan krusial, penting, besar yang menentukan dampak / perubahan besar sering terabaikan bahkan tersisihkan.
Apakah yang Anda inginkan dari kehidupan? Ingin menjadi orang seperti apakah Anda? Mungkin saja sekedar menjalani hidup tanpa mengurusi pertanyaan besar demikian – seperti dilakukan jutaan orang — tapi cara hidup demikian kebanyakan berakhir mengecewakan dan penuh penyesalan daripada kebahagiaan dan pencapaian sejati.
Jika Anda tak jelas kemana harus melangkah, Anda mungkin saja berlabuh dimana saja. Jangan biarkan hal itu terjadi pada diri Anda. Temukan apa yang paling berharga bagi hidup Anda dan kejarlah itu. “seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Berapa banyak orang pernah menemukan mutiara tersebut sebelumnya, namun tidak menyadari nilai sesungguhnya? Berapa banyak orang pernah mengingini mutiara tersebut, tapi malah menghamburkan sumber dayanya pada hal-hal yang jauh lebih rendah nilainya? Apakah mutiara berharga kehidupanmu? Hal-hal lain apa yang Anda siap korbankan untuk menukarkannya dengan mutiara berharga tersebut?
Keputusan-keputusan itu hanya Anda yang bisa membuatnya dengan pertolongan Allah, karena Anda tidak bisa berjalan sendiri tanpa-NYA. Di hadapan Anda terbentang beberapa pilihan Jalan… Seorang John Oxenham, berucap, "di depan setiap orang terbentang, jalan yang luhur dan rendah, dan tiap orang menentukan jalan yang harus ditempuh jiwanya".
Sesungguhnya kita tidak dapat hidup tanpa pegangan di dunia ini, maka sertakanlah sang MAHA KUASA dalam hidupmu sehingga kamu tidak akan goyah bila ada badai yang mengantanmu, kamu tidak akan terjatuh terlalu dalam jika kamu tergelincir, kamu tidak akan tersesat karena kamu tahu arah tujuanmu. jadikanlah dirimu istimewa dengan pegangan yang kuat. Allah SWT.
Life is choice, let's make a choice! Semoga Allah selalu membimbing kita dalam menentukan pilihan yg terbaik. Pikirkan dan tentukan pilihan, jadikan diri kita istimewa!
Besar dan kecil, pilihan-pilihan kitalah yang menata hari-hari kita, menetapkan siapa diri kita, dan sebagian besar menentukan level kebahagiaan dan kepuasan hidup kita. Ironisnya, pilihan-pilihan sepele (bayangkan berapa jam anda menghabiskan waktu untuk menentukan baju apa yg dibeli, mau pake apa besok) sering memperoleh sebagian besar porsi waktu dan perhatian kita, sedangkan untuk pilihan-pilihan krusial, penting, besar yang menentukan dampak / perubahan besar sering terabaikan bahkan tersisihkan.
Apakah yang Anda inginkan dari kehidupan? Ingin menjadi orang seperti apakah Anda? Mungkin saja sekedar menjalani hidup tanpa mengurusi pertanyaan besar demikian – seperti dilakukan jutaan orang — tapi cara hidup demikian kebanyakan berakhir mengecewakan dan penuh penyesalan daripada kebahagiaan dan pencapaian sejati.
Jika Anda tak jelas kemana harus melangkah, Anda mungkin saja berlabuh dimana saja. Jangan biarkan hal itu terjadi pada diri Anda. Temukan apa yang paling berharga bagi hidup Anda dan kejarlah itu. “seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Berapa banyak orang pernah menemukan mutiara tersebut sebelumnya, namun tidak menyadari nilai sesungguhnya? Berapa banyak orang pernah mengingini mutiara tersebut, tapi malah menghamburkan sumber dayanya pada hal-hal yang jauh lebih rendah nilainya? Apakah mutiara berharga kehidupanmu? Hal-hal lain apa yang Anda siap korbankan untuk menukarkannya dengan mutiara berharga tersebut?
Keputusan-keputusan itu hanya Anda yang bisa membuatnya dengan pertolongan Allah, karena Anda tidak bisa berjalan sendiri tanpa-NYA. Di hadapan Anda terbentang beberapa pilihan Jalan… Seorang John Oxenham, berucap, "di depan setiap orang terbentang, jalan yang luhur dan rendah, dan tiap orang menentukan jalan yang harus ditempuh jiwanya".
Sesungguhnya kita tidak dapat hidup tanpa pegangan di dunia ini, maka sertakanlah sang MAHA KUASA dalam hidupmu sehingga kamu tidak akan goyah bila ada badai yang mengantanmu, kamu tidak akan terjatuh terlalu dalam jika kamu tergelincir, kamu tidak akan tersesat karena kamu tahu arah tujuanmu. jadikanlah dirimu istimewa dengan pegangan yang kuat. Allah SWT.
Life is choice, let's make a choice! Semoga Allah selalu membimbing kita dalam menentukan pilihan yg terbaik. Pikirkan dan tentukan pilihan, jadikan diri kita istimewa!
Ciri-ciri orang yang mencintaimu
1. Seseorang yang mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa, ia mencintaimu. Dia hanya tahu, dimata dia, kamulah satu satunya
2. Seseorang yang mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah, gila, jengkel, stress. Tapi ia tidak pernah tahu hal bodoh apa yang sudah ia lakukan, karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu
3. Seseorang yang mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik, hanya ia yang tahu
4. Seseorang yang mencintai kamu, akan marah-marah atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau telp-nya, karena ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi ke kamu
5. Seseorang yang mencintai kamu,hanya menjatuhkan airmatanya dihadapanmu. Ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu berdegup, berdenyut, bergetar untuk kamu
6. Seseorang yang mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan, bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata2 itu tepat waktunya
7. Seseorang yang mencintai kamu, tidak akan memberikan janji apapundengan mudah, karena ia tidak mau mengingkari janjinya. Ia ingin kamu untuk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman selama-lamanya
8. Seseorang yang mencintai kamu, mungkin tidak bisa mengingat kejadian atau kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui, ia mencintai kamu, tidak peduli hari apakah hari ini
9. Seseorang yang mencintai kamu, tidak mau berkata Aku mencintaimu dengan mudah, karena segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah untuk menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu, tetapi hanya ia yg akan mengatakan kata "I LOVE YOU" pada situasi yang spesial, karena ia tidak mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai dirimu
10. Seseorang yang benar - benar mencintai kamu, akan merasa bahwa sesuatu harus dikatakan sekali saja, karena ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya. Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bahwa tidak ada yang akan membuatnya bahagia dan tersenyum
11. Seseorang yang mencintai kamu, akan pergi ke airport untuk menjemput kamu, dia tidak akan membawa seikat mawar dan memanggilmu sayang seperti yang kamu harapkan. Tetapi, ia akan membawakan kopermu dan menanyakan : “Mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam waktu 2 hari?” Dengan hatinya yang tulus
12. Seseorang yang mencintai kamu, tidak tahu apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah, tetapi ia akan mengirimkan pesan setelah beberapa jam. Jika kamu menanyakan : mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata : Ketika kamu marah, penjelasan dari dirinya semua hanyalah sampah. Tetapi, ketika kamu sudah tenang, penjelasannya baru akan benar - benar bekerja dan berguna
13. Seseorang yang mencintaimu, akan selalu menyimpan semua benda - benda yang telah kamu berikan, bahkan kertas kecil bertuliskan 'I LOVE YOU' ada didalam dompetnya
14. Seseorang yang mencintaimu, jarang mengatakan kata - kata manis. Tapi kamu tahu, 'kecupannya' sudah menyalurkan semua
15. Seseorang yang mencintai kamu, akan selalu berusaha membuat mu tersenyum dan tertawa walau terkadang caranya membingungkanmu
16. Seseorang yang mencintaimu, akan membalut hatimu yang pernah terluka dan menjaganya dengan setulus hati agar tidak terluka lagi dan ia akan memberikanmu yang terbaik walau harus menyakiti hatinya sendiri
17. Seseorang yang mencintaimu, akan rela melepaskanmu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia dan ia akan ikut bahagia walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain
jadi siapakah yang mencintaimu dan siapakah yang kamu cintai?
Tuhan Sang pencipta?
Kedua orang tua yang melahirkanmu? Saudara? Keluarga?
Sahabat? Teman?
Istri ? Suami ? Anak ?
Diri sendiri ?
Cintailah Hidupmu karena Tuhan tidak pernah menciptakan manusia dengan kesia-siaan :)
2. Seseorang yang mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah, gila, jengkel, stress. Tapi ia tidak pernah tahu hal bodoh apa yang sudah ia lakukan, karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu
3. Seseorang yang mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik, hanya ia yang tahu
4. Seseorang yang mencintai kamu, akan marah-marah atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau telp-nya, karena ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi ke kamu
5. Seseorang yang mencintai kamu,hanya menjatuhkan airmatanya dihadapanmu. Ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu berdegup, berdenyut, bergetar untuk kamu
6. Seseorang yang mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan, bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata2 itu tepat waktunya
7. Seseorang yang mencintai kamu, tidak akan memberikan janji apapundengan mudah, karena ia tidak mau mengingkari janjinya. Ia ingin kamu untuk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman selama-lamanya
8. Seseorang yang mencintai kamu, mungkin tidak bisa mengingat kejadian atau kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui, ia mencintai kamu, tidak peduli hari apakah hari ini
9. Seseorang yang mencintai kamu, tidak mau berkata Aku mencintaimu dengan mudah, karena segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah untuk menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu, tetapi hanya ia yg akan mengatakan kata "I LOVE YOU" pada situasi yang spesial, karena ia tidak mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai dirimu
10. Seseorang yang benar - benar mencintai kamu, akan merasa bahwa sesuatu harus dikatakan sekali saja, karena ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya. Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bahwa tidak ada yang akan membuatnya bahagia dan tersenyum
11. Seseorang yang mencintai kamu, akan pergi ke airport untuk menjemput kamu, dia tidak akan membawa seikat mawar dan memanggilmu sayang seperti yang kamu harapkan. Tetapi, ia akan membawakan kopermu dan menanyakan : “Mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam waktu 2 hari?” Dengan hatinya yang tulus
12. Seseorang yang mencintai kamu, tidak tahu apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah, tetapi ia akan mengirimkan pesan setelah beberapa jam. Jika kamu menanyakan : mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata : Ketika kamu marah, penjelasan dari dirinya semua hanyalah sampah. Tetapi, ketika kamu sudah tenang, penjelasannya baru akan benar - benar bekerja dan berguna
13. Seseorang yang mencintaimu, akan selalu menyimpan semua benda - benda yang telah kamu berikan, bahkan kertas kecil bertuliskan 'I LOVE YOU' ada didalam dompetnya
14. Seseorang yang mencintaimu, jarang mengatakan kata - kata manis. Tapi kamu tahu, 'kecupannya' sudah menyalurkan semua
15. Seseorang yang mencintai kamu, akan selalu berusaha membuat mu tersenyum dan tertawa walau terkadang caranya membingungkanmu
16. Seseorang yang mencintaimu, akan membalut hatimu yang pernah terluka dan menjaganya dengan setulus hati agar tidak terluka lagi dan ia akan memberikanmu yang terbaik walau harus menyakiti hatinya sendiri
17. Seseorang yang mencintaimu, akan rela melepaskanmu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia dan ia akan ikut bahagia walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain
jadi siapakah yang mencintaimu dan siapakah yang kamu cintai?
Tuhan Sang pencipta?
Kedua orang tua yang melahirkanmu? Saudara? Keluarga?
Sahabat? Teman?
Istri ? Suami ? Anak ?
Diri sendiri ?
Cintailah Hidupmu karena Tuhan tidak pernah menciptakan manusia dengan kesia-siaan :)
Rabu, 01 September 2010
TersenyumLah dengan Hatimu..
Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni
Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana.
Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur
hidup.
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan
kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.
Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan
setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling."
Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya
kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi
mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan
didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan
selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini
sangatlah mudah.
Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak
bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi
kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya
sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian,
saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil
mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak
setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang
yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat
mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya
membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat
di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!
Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang
lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang
"tersenyum" kearah saya.
Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan
kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya
dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.
Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung
beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.
Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh
saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang
memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.
Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi
mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya
merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian
itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja
sudah sampai didepan counter.
Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin
saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan.
Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona."
Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh
mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di
dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli
sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan
badan.
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat
terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka
mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang
hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan,
saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga
sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan'
saya.
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk
ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum
dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam
nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang
ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke
meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan
lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua
lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu
di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak
tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini
telah saya pesan untuk kalian berdua."
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai
basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak,
nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya
berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,
Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu
ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan
memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya
merengkuh kedua lelaki itu.
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan
meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang
tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya
mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang
saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang
pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami
saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2
bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah
mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang
lain yang sedang sangat membutuhkan.
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan
meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka
satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat
tangan' dengan kami.
Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan
berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami
semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan
olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi
kepada kami."
Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum
beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah
kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin
kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu
melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya
merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang
tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh
saya dan sekaligus merupakan 'hidayah' bagi saya, maupun bagi orang2
yang ada disekitar saya saat itu. Pengalaman hari itu menunjukkan
kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH
sekali!
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini
ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan
keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya
ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya
membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya
mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari
kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun
mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah
menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam
membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah
itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu
berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang
didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan
perasaan harunya.
Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya
dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya
.
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa
'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk
menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku,
dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai
mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah
saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA
SYARAT."
Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda,
teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat'
yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita
ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun)
bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!
Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari
kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan
JEJAK di dalam hatimu.
Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk
berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan
uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan
kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan
kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap
hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke
dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa
mendapatkannya.
Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi
orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari
PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk
bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri...
:-)
Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana.
Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur
hidup.
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan
kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.
Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan
setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling."
Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya
kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi
mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan
didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan
selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini
sangatlah mudah.
Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak
bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi
kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya
sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian,
saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil
mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak
setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang
yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat
mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya
membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat
di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!
Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang
lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang
"tersenyum" kearah saya.
Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan
kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya
dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.
Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung
beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.
Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh
saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang
memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.
Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi
mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya
merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian
itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja
sudah sampai didepan counter.
Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin
saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan.
Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona."
Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh
mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di
dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli
sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan
badan.
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat
terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka
mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang
hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan,
saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga
sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan'
saya.
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk
ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum
dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam
nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang
ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke
meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan
lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua
lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu
di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak
tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini
telah saya pesan untuk kalian berdua."
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai
basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak,
nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya
berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,
Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu
ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan
memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya
merengkuh kedua lelaki itu.
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan
meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang
tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya
mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang
saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang
pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami
saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2
bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah
mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang
lain yang sedang sangat membutuhkan.
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan
meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka
satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat
tangan' dengan kami.
Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan
berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami
semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan
olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi
kepada kami."
Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum
beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah
kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin
kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu
melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya
merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang
tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh
saya dan sekaligus merupakan 'hidayah' bagi saya, maupun bagi orang2
yang ada disekitar saya saat itu. Pengalaman hari itu menunjukkan
kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH
sekali!
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini
ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan
keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya
ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya
membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya
mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari
kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun
mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah
menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam
membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah
itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu
berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang
didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan
perasaan harunya.
Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya
dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya
.
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa
'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk
menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku,
dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai
mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah
saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA
SYARAT."
Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda,
teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat'
yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita
ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun)
bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!
Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari
kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan
JEJAK di dalam hatimu.
Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk
berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan
uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan
kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan
kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap
hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke
dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa
mendapatkannya.
Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi
orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari
PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk
bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri...
:-)
Langganan:
Postingan (Atom)