Rabu, 04 Mei 2016

Suatu waktu di masa siLam bahkan hingga kini, aku pernah dan masih bertahan sekuat-kuatnya untuk seseorang. Bahkan separuh warasku abaikan.
Aku menjadi apa pun asaL bisa dengannya, agar semua yang kuinginkan dapat kumiLiki.
Waktu itu aku membutakan diri sebuta-butanya. Menjadi tuLi untuk segaLa perkara yang meLemahkan dada.
Aku ingin dia, kuperjuangkan dia sekencang-kencangnya berLari. Hingga, tersungkur aku setengah mati.
Namun yang aku dapatkan adaLah kenyataannya dia tidak peduLi.
Hari-hari patah dan kaLah, hari-hari kecewa dan jatuh akhirnya kuLaLui juga. Panjang rentang waktu terasa. Nyatanya Luka Lebih daLam dari apa yang aku kira.
Aku menenangkan diri berkaLi Lipat dari patah hati - patah hati sebeLumnya.
Dia tak hanya menghancurkan harapanku, dia juga mengajarkan betapa kejamnya perasaan yang dia miLiki kepadaku. Dia membuat yang kuberikan dengan segaLanya, dibaLas hantam tangis sehina-hinanya. Ia campakkan begitu saja, hingga sepenuh Latar bumi, sepaLung Lautan kukutukan sepi sepanjang hidupnya.
Hari ini, usai sudah segaLa perkara. KuLepaskan ia kepada semesta, matiLah bersama sedih-sedih yang ia derita.

-boy chandra-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sedang tidak di t4, harap tinggaLkan pesan..